15 Januari 2010

something important



Ada satu senior gue yang pernah gue suka sekitar bulan Maret 2009 kemarin. Alasan sukanya sih klise banget. Dulu kita pernah satu project ngerjain acara charity di kampus. Dia itu ketua pelaksananya dan gue adalah koordinator acaranya. Dan cinta lokasi pun terjadi.
See, this is sooo cliché.

Kalau kata orang-orang sih wajar kalau gue bisa suka sama dia. Yang enggak wajar adalah kalau ada cewek yang enggak GR sama kelakuannya dia. Secara si senior ini adalah tipikal cowok yang sangat baik hati terhadap perempuan, sangat perhatian terhadap perempuan, sangat sopan terhadap perempuan, sangat bermulut manis terhadap perempuan.
Pokoknya tipikal cowok yang enggak malu-maluin deh kalau dikenalin ke orangtua.
Cuman, ya itu dia, sikap dia itu ditujuin enggak ke gue doang tapi ke semua perempuan yang kenal dan dekat sama dia. Makanya gue suka, atau dengan kata lain, GUE GR SAMA SIKAPNYA DIA!

Huaaaa... dulu itu rasanya bahagiaaa banget kalau udah kerja bareng dia, atau ngobrol ngomong aku-kamu (sumpah ini enggak penting banget! haha), atau di sms dengan nada-nada perhatian. Cuman sayangnya kawan-kawaaaaan, dia sudah pacar. Damn. Dan udah pacaran selama empat tahun. Shithappens banget deh.

Makanya gue akhirnya melupakan perasaan gue dan move on. Lagian agak bahaya juga suka sama cowok kayak gini. Karena gue enggak tahu gimana perasaan sebenarnya ke gue atau ke orang lain disebabkan oleh sikap baiknya yang tanpa pandang bulu ke semua orang. Jadi, gue pun mengindahkan perasaan gue dan menikmati aja hubungan senior-junior yang akrab dengan dia sampai saat ini.
Dimana sekarang dia dan pacar-empat-tahun itu sudah putus dan gue sempet dekat dengan laki-laki lain.

Pernah suatu kali sahabat gue bertanya kepada gue,
“Tam, si kak ***** udah putus kan sama pacarnya? Elo kenapa enggak suka lagi sama dia?”

Ya kali dikira suka sama orang itu gampang?
Haha.
Daripada gue suka, gue udah terlanjur sayang dengan dia. Tetapi rasa sayang yang enggak pake rasa suka. Menurut gue sayang dan suka itu adalah dua hal yang berbeda. Rasa sayang itu (memang) adalah tahap lebih lanjut dari rasa suka. Yang membedakan saat ini adalah, gue enggak ada rasa deg-degan atau rasa ingin memiliki atau rasa kangen sama dia.
Cuman, he is important for me.
Memang belum bisa disebut sebagai sahabat dan dia bukan lagi orang orang yang disuka.


***

Malam ini alasannya mengapa iseng banget gue nulis tentang dia karena siang tadi saat enggak sengaja ketemu di kampus. Seperti biasa dia menepuk pundak gue dengan hangat dan mengatakan hal ini;
“Pokoknya Tam, aku akan selalu dukung kamu buat maju. Aku akan ada di depan kamu dan di belakang kamu. Aku akan selalu ada buat kamu. Jadi kamu enggak perlu takut, ya!”


Udah jadi rahasia umum kalau gue mau maju jadi ketua himpunan di jurusan gue. Dan dukungan dia yang sangat frontal dan bukan basa-basi itu membuat gue jadi makin sayang sama dia. Satu hal yang gue tahu, perasaan gue bukan perasaan sepihak. :)



Ps: gue itu orangnya jarang nangis, tapi gue pernah nangis sekali dan sesungukan gara-gara tau si senior ini kena dbd dan gue ‘nyaris’ enggak bisa jenguk dia. Pikiran gue saat itu adalah gue takut enggak bisa ketemu dia lagi (karena dikabarkan kondisinya sangat drop).
Hahaha... dan gue lumayan dijadiin bahan tertawaan sahabat-sahabat gue gara-gara hal ini.
Sialan.
;p

5 komentar:

  1. Biasanya, aku ga pernah menyukai orang 2x. Kalo pernah suka trus ga terbalas, besoknya giliran dia juga suka, akunya yang males. Udah ga ada gregetnya hehehe :P

    Eh, kenapa ga jadian aja, Tam? :P

    BalasHapus
  2. aku pny perasaan sayang yg sama ke mantanku...
    tapi bener2 udah bebas dari rasa suka dan cinta.
    cuma sayang kayak ke sodara...

    so I understand what you feel

    :)

    BalasHapus
  3. pernah ngarasa kaya gini juga, dan ada plusnya. plus feeling kalo dia bukan jodoh saya. hehe

    BalasHapus
  4. eh eh saya suka postingan ini terlebih bagian Yang membedakan saat ini adalah, gue enggak ada rasa deg-degan atau rasa ingin memiliki atau rasa kangen sama dia.
    Cuman, he is important for me.

    kadang sesorang terlalu bias memklarifikasikan apa yg dia rasa, apakah ini "sahabat" "cuma teman" atau "gebetan".
    Rasanya pengen "give me five" ama anda hahahah

    BalasHapus
  5. @sari: huahaha, kayaknya untuk jadian enggak mungkin deh ehehe.

    @enno: thankyou mbak enno :)

    @lina: kalo bukan jodoh, wahaha gue enggak tahu deh dia jodoh atau bukan sama gue ;p

    @bungailalang: ayo *givemefive! :)

    BalasHapus

share us something