25 Mei 2011

Confidentially Public

“No matter how careful you are, there’s going to be the sense you missed something, the collapsed feeling under your skin that you didn’t experience it all. There’s that fallen heart feeling that you rushed right through the moments where you should’ve been paying attention. Well, get used to that feeling. That’s how your whole life will feel some day. This is all practice.” - Chuck Palahniuk.
---
Hidup itu relatif, tidak ada yang secara konstan benar atau konstan salah,
bahkan tidak ada yang secara konstan berjalan pasti, semuanya relatif, dan serba tidak pasti.
Bahkan waktu-pun, secara teoritis dibuktikan oleh Einstein berjalan relatif,
gerak gravitasinya memang konstan, kecepatan cahanya memang konstan,
tapi manusia, selalu menjadikan semuanya lebih rumit, lebih kompleks, lebih susah dimengerti.

Biasanya saya akan mempermudah semuanya, mempersingkat,
menghindari birokrasi dan pencampur-adukan kepentingan diluar konteks yang berlebihan.
Singkatnya, menyederhanakan, sampai kepada titik yang paling sederhana.
Cara itu, berguna untuk pekerjaan, kurang baik untuk relationship.
Tidak pernah berhasil.

Saya yang berpikir sederhana, segampang logika kerbau makan rumput,
dan rata-rata perempuan yang berpikir secara analitis konklutif historikal kognitif  ....
singkatnya, rumit.
Itu mungkin sebabnya saya selalu susah mengerti jalan pikiran kalian para perempuan.
Hal kecil jadi besar, semoga hal besar masih jadi hal besar,
mudah-mudahan jangan sampai hal besar jadi hal yang luar biasa besar sampai tak kasat mata lagi malah.

Point penting yang ingin saya sampaikan disini adalah,
apa yang selalu ingin saya jabarkan kepada kamu, merah muda,
bisa jadi saya rangkai dalam berbagai jenis tipe kalimat yang disusun dalam puluhan post,
dan puluhan ribu text messages, dan ratusan jam komunikasi verbal,
tapi itu semua masih belum bisa melatih saya dalam menjadi lancar bicara,
menjadi sedikit lebih manis, dan mengurangi sound efek batak yang berlebih ketika hendak mengatakan
: aku sayang kamu
*garuk-garuk kepala.
Kok bisa ya?

Jadi beginilah caranya,
when love drives you mad, 
madly mad, 
you know,  i mean, madly inlove, to a woman, 
who is the closest thing to perfection for you,
merah muda, 
look at my eyes,
closer baby, closer..
: i love you, so freaking much. *nyengir.

19 Mei 2011

Porpoise

"There are moments when troubles enter our lives and we can do nothing to avoid them.
But they are there for a reason. Only when we have overcome them will we understand why they were there." -  Paulo Coelho (The Fifth Mountain).

---
saya mengerti, bahwa apa yang kita punya ini berbeda,
saya memahami itu.
Kamu dan saya yang menghindari ikrar apapun,
saling memahami bahwa masing-masing dari kita saling membutuhkan.
kamu yang peka, dan saya yang keras hati.
siapa sangka bertemu disini.

: Why you want to marry me?

satu baris pertanyaan yang kamu ajukan kepada saya semalam,
sukses membuat saya tertegun panjang, memikirkan kenapa,
saya berusaha setengah mati untuk mengatakan apa yang saya susun di kepala,
tapi gagal.
saya jadi demikian gugup, dan kamu jadi jengah.
saya lebih gugup dan lebih gugup, setelah saya semakin keras berusaha,
dan setahu saya, kamu bosan menunggu jawaban yang terbata-bata tak jelas kemana arahnya.

saya, ingin menikahi kamu, merah muda,
bukan atas dasar obsesi saya mengingini gadis muda berparas cantik dan luar biasa berbakat,
bukan untuk memuaskan asumsi publik atas akhir cerita ini,
bukan juga untuk membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa siklus 4 tahunan saya itu bukanlah kutukan berkala,
bukan.

ini jawabannya,
yang semestinya saya ucapkan semalam secara lebih lengkap.
: karena saya, tidak bisa membayangkan sehari tanpa kamu,
saya ingin kamu ada, di hidup saya, sampai saya tua, sampai kita tua bersama,
somehow, you make me feel better about myself,
somehow you make me feel alive,
and i cant barely imagine how my life will goes without you,
how empty and bored, and dull, and plain, it would be,
you paint my sky, with the colours of rainbow,
i love you,
you make my heart turns to be colored by magnificent red instead of solid black..
and that is why i want to devote my life to you, to us,
you are, exactly what i need,
and i hope, i am, exactly what you want.


Merah muda,
i love you,
i do baby, i do..

---
Note : 
based on the survey, men brought home what he needs, and women brought home, what she wants :P

18 Mei 2011

Incendium

“Whatever you can do or dream you can, begin it. Boldness has genius, power and magic in it.”-Johann Wolfgang von Goethe.
---
Saya bertumbuh, dituntut untuk menjadi orang yang tangguh, secara mental.
Tidak mengeluh, apapun yang terjadi, tidak menangis.
Dimatikan ke-sensitifitas-nya, ditempa untuk jadi batu.
Mempercayai, bahwa, desire is the fuel of life.

Dengan awalan yang demikianlah saya mulai menjalani dunia kerja sampai sekarang,
dengan level keluhan yang saya tekan seminim mungkin,
seperti saya yang telah memukul rata semuanya menjadi ringkas dalam kata: lumayan.

Tidak lelah, tidak jengah, tidak pernah dididik untuk jadi laki-laki lembek tukang kalah.
Sedemikian parahnya, sampai saya benar-benar lupa caranya mengeluh.
Lupa rasanya jadi apa yang dikatakan anggota saya, sebagai 'manusia normal'
Saya menuntut diri saya sendiri, menetapkan standar saya sendiri,
dan mengeksploitasi saya sendiri, secara maksimal, untuk mencapainya.
Mimpi yang saya bangun, saya jadikan pembungkam yang mujarab.

Slogan murahan yang tertempel di kaca belakang angkutan umum,
yang dulu sekali, sering saya lihat,
dan berkali-kali saya jadikan lelucon setelah saya dewasa,
: demi kau dan si buah hati,
rupanya meresap kuat ke dalam saya, secara tidak sadar.

Karena ketika pagi tadi saya bangun,
beranjak dan bersiap berangkat,
saya bertanya kepada diri sendiri,
untuk apa semua ini?
Bangun otomatis pukul 4.45 dinihari,
mandi otomatis setelah 100 push up dan lompat-lompat pendek dengan hitungan setara,
menyiapkan kemeja, menggulung lengan, menyalakan rokok, lalu kemudian menstarter jeep,
berangkat, menuju ke lokasi kerja.
untuk apa?

yang lalu, spontan, dijawab:
untuk menjamin,
bahwa kelak,
apa yang sedang saya bangun,
akan cukup untuk mencukupi anak dan istri saya,
tempat dimana nyawa saya berteduh,
manusia-manusia yang kelak jadi rumah saya,
beberapa jiwa yang jadi pemompa nyawa saya untuk bertahan,
yang dalam rencana saya, adalah kamu,
merah muda,
dan anak kita.

16 Mei 2011

Evolver

"You will find as you grow older that the first thing needful to make the world a tolerable place to live in is to recognize the inevitable selfishness of humanity. You demand unselfishness from others, which is a preposterous claim that they should sacrifice their desires to yours. Why should they? When you are reconciled to the fact that each is for himself in the world you will ask less from your fellows.
They will not disappoint you, and you will look upon them more charitably.
Men seek but one thing in life -- their pleasure." — W. Somerset Maugham (Of Human Bondage)

---
Saya merindukan kamu yang jauh disana,
yang bersembunyi di balik selimut,
menghindari jangkauan dinginnya malam,
kamu, yang teduh di alam mimpimu,
iya, kamu, merah muda,
yang saya kecup hangat setiap 5.45 pagi
sesaat sebelum saya menerjang fajar,
mendulang emas, mencari intan.

Berbahasa dengan kamu, membuat saya mengerti pentingnya bicara,
saya menulikan telinga saya, untuk tidak mendengarkan apa yang tidak perlu saya dengar,
dan saya berusaha setengah mati menahan gugup, membentuk deretan kata,
susunan kalimat, ga gi gu ge go, menahan gagap, mengalahkan gagu,
demi kamu.

Saya mulai belajar terbuka,
mengutarakan apa yang saya pikirkan,
tidak hanya memikirkan apa yang saya katakan seperti selama ini.
Saya, belajar verbal.
Kamu, untuk kamu.

Gumaman pelan: aku sayang kamu, yang lamat-lamat kamu dengar,
dan kamu tanya kembali: bilang apa tadi?
dan saya, akan mengumpulkan nafas, menyusunnya dalam satu hentakan kalimat,
aku sayang kamu, cepat, dan singkat,
terengah-engah.
lalu kamu tertawa pelan.
kamu sepertinya menikmati itu ya sayang?

Koordinat kita berbeda sayang,
kamu sedikit lebih utara daripada saya,
saya sedikit lebih ke timur daripada kamu,
banyak pesan yang saya sampaikan pada kumpulan awan,
yang berubah menjadi hujan di pulaumu,
sampaikah pesan itu, sayang?

Satu kalimat pendek,
yang selalu saya susun terbata-bata,
dalam tarikan satu nafas panjang,
pesan singkat,
lewat awan,
yang turun jadi hujan,
mengatakan: i miss you so much baby.

7 Mei 2011

Its quite a moment

"What's so cool is that the whole evening,
all our time together shouldn't be officially happening. "
(Before Sunrise)


So yeah, its very lovely when yesterday I ran only with him.
Walau akhirnya cuman jogging di 20 menit pertama dan 20 menit terakhir kita jalan santai. Tapi cukup menyenangkan menikmati sore hari, suasana yang sepi, melalui jalur favorit yang banyak pepohonan itu sambil mengobrol ringan.
I can say that I'm good at conversation as long as with the right person at the right moment. Dan bisa dibilang kemarin gue kembali menemukan moment seperti itu, dengan orang yang tepat.
Still, I dont know where we are going to be or what is God plans. But, I'm sure that I'm happy. Totally happy. And this feeling goes stronger and bigger. Yet I still dont want to expect anything from this unconditional feeling and friendship.