Tampilkan postingan dengan label tammi's feeling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tammi's feeling. Tampilkan semua postingan

9 Februari 2012

Day by day


"Maaf ya tadi malem aku egois banget rasanya, padahal itu kan suka-suka kamu mau cari cewek lain atau gimana"

"Nah kalo kamu kayak gini terus, kapan bisa cari cowok lain coba"

"Iya sih, haha... Sayang ya kita bukan yang terbaik untuk masing-masing dari kita"

"Ya begitulah..."


This morning was cold. Still you are the first thing on my mind. Its almost six month and I still cant found 'the closure' for our relationship. He pisses me off when he can easily say he love me but few hours later say he want to find another girl. Yeah, boy, I cant read whats in your mind. Maybe it simply because you now we are not going anywhere.

7 Januari 2012

I dont argue like this with anyone but you

Tebal
I know it’s not perfect, but it’s life. Life is messy sometimes.
(Edward Levangie in Grey’s Anatomy)

Sudah bulan keempat dan entah sudah pertengkaran keberapa kali yang kami lalui.

"Memang menurut kamu ini berantem?"

"Ya kamu tiba-tiba marah dan ngediemin aku?"

"Terus apa bedanya berantem dan aku ngediemin kamu?"

"Ya karena berantem kamu jadi gak peduli, kan. Emang menurut kamu apa bedanya?"

"Gak tau"


Pertengkaran konyol. Polanya selalu sama. Terutama menjelang deadline bab.1 skripsi kami dan tekanan tugas akhir semester. Dan di tengah-tengah hal konyol begini, di tengah kejaran deadline yang tidak mengenal ampun, masih bisa-bisanya aku tersenyum dan menyadari bahwa di saat begini justru aku makin sayang sama laki-laki kepala batu satu itu.

Awas kamu, ketemu nanti aku jitak (dengan penuh kasih sayang).

17 September 2011

OUT OF REACH

"kamu kalau di Aussie nanti enggak boleh males-malesan kayak kangguru, ya"
"ammieeeen!!"



Apa yang kita jalani saat ini sudah kami tentukan akan berakhir kapan. Rasanya saat ini sedang menghitung mundur.
Kami tahu apa yang kami jalani adalah suatu hal yang tidak mungkin. Tapi perasaan ini terlalu nyata untuk ditolak mentah-mentah. Dan akhirnya sekarang kami mengalah terhadap ego kami dan menjalani hubungan ini.
Dan inilah akibatnya kalau dua orang paling rasional menjadi satu, rasio tidak boleh kalah oleh perasaan. Daripada tidak tahu garis finish-nya kapan, lebih baik kami yang tentukan.
Walaupun rasanya ingin menangis setelah tahu tanggal tersebut.

Kepada dia yang rela stuck 3 jam di kereta karena gangguan listrik.
Kepada dia yang mau diculik seharian jalan-jalan keliling hunting foto hewan-hewan imut itu.
Kepada dia yang rela jadwal main futsalnya diganti dengan waktu bersama gue.
Kepada dia yang selalu menemani setiap malam, memastikan gue selamat sampai rumah.
Kepada dia yang rela untuk merelakan gue pergi ketika saatnya tiba, you know what, orang yang berani merelakan pergi orang yang dia cintai itu sebenarnya orang yang paling berhak untuk orang tersebut.
Dan kepada dia si mahluk paling perfeksionis, paling annoying dan paling introvert.
Aku sayang kamu.
Entah Januari bisa aku hadapi atau tidak :(

19 Agustus 2011

D E N I A L

Where you used to be, there is a hole in the world,
which I find myself constantly walking around in the daytime, and falling in at night.
I miss you like hell.
(Edna St. Vincent Millay)

One of the reason why i left jakarta to another province, to a small island in the east Indonesia for more than one month is to forget him.
And now I'm already here, not feeling forgotten or left behind.. the worst case is we are closer than before. And i feel awful.

And the pathetic part is i feel somehow we made a distance when we are in the same city, here in Jakarta.
Kenapa pas jauh malah jadi deket dan pas udah di kota yang sama merasa menjauh?

Everybody keep asking me 'who is he'. But, since, we are in the same circle of friends. So i keep the distance, i keep quiet, i dont want anyone know about our (not) ordinary friendship. Especially, we have different belief. So yeah.. nothing to say actually.

7 Mei 2011

Its quite a moment

"What's so cool is that the whole evening,
all our time together shouldn't be officially happening. "
(Before Sunrise)


So yeah, its very lovely when yesterday I ran only with him.
Walau akhirnya cuman jogging di 20 menit pertama dan 20 menit terakhir kita jalan santai. Tapi cukup menyenangkan menikmati sore hari, suasana yang sepi, melalui jalur favorit yang banyak pepohonan itu sambil mengobrol ringan.
I can say that I'm good at conversation as long as with the right person at the right moment. Dan bisa dibilang kemarin gue kembali menemukan moment seperti itu, dengan orang yang tepat.
Still, I dont know where we are going to be or what is God plans. But, I'm sure that I'm happy. Totally happy. And this feeling goes stronger and bigger. Yet I still dont want to expect anything from this unconditional feeling and friendship.

22 April 2011

another unconditional love


"...kau bagaikan berlian
yang silaukan mata dan hati
untuk sesaat ... sementara
biarkan ini semua berjalan apa adanya
rasa ini milik kita..."
(Soulvibe - Berlian)

Untuk dia,
Yang ternyata penikmat senja
Dengan matahari sore yang cantik
Serta laut yang berkilauan indah
Detik-detik sesaat sebelum gelap malam menyelimuti bumi
dan aku tidak pernah tahu ada seseorang memiliki rasa yang sama terhadap laut dan matahari di kala senja seperti dirimu.
Dan harus akui, perasaan ini memang untuk sesaat dan sementara.
Bukan karena aku tidak mau kamu.
Atau aku takut kamu tidak memiliki perasaan yang sama.
Tapi justru aku takut kalau perasaan ini berbalas.
Lebih baik tidak dimulai sama sekali sebelum segala sesuatu menjadi lebih rumit.
Cukup aku yang menikmati ini sendirian.
Deal? :)

3 Januari 2011

#2011 wish

"Sometimes there is nothing to be said. Sometimes nothing should be said.
I just want to find someone who won’t run away.
Someone to look me in the eyes and tell me it’s okay that things don’t always go right.
That this is how life works, and how it will always work. That it’s not going to be easy.
Today, tomorrow, the next day; but it will somehow get better."
- unknown



Ternyata... yang kubutuhkan tetap rasa debar itu. Rasa deg-degan yang terasa manis dan sakit pada saat bersamaan. Salah tingkah ketika bertatapan mata. Perut terasa ngilu saat berpapasan di tengah jalan. Senyum yang berkembang setelahnya untuk beberapa jam ke depan padahal hanya tiga detik bertemu dan saling sapa.

Itu yang hilang.
Itu yang tidak lagi sama.
Itu yang aku rindukan.
Entah kepada siapapun yang bisa membuatku kembali merasakan hal-hal remeh seperti di atas.

Kalau hati memang tahu kemana dia akan berlabuh. Aku seperti kapal limbung kehilangan arah karena tidak pandai membaca peta, kompas dan petunjuk bintang.
Maka biarkanlah ombak ini yang akan membawanya kepada sebuah tujuan. Angin yang akan membisikkan kearah mana dia harus menuju. Walaupun akan memakan waktu yang cukup lama.
Selama harapan itu masih ada.

12 Oktober 2010

10.10.10

If you think about it, your favorite memories,
the most important moments in your life...
were you alone?
Life's better with company.

[
Ryan Bingham: up in the air]


Mungkin ini hanya perasaan sentimentil belaka
Mungkin ini hanya karena tanggal yang diistimewakan semua orang
Dan mungkin ini hanya sekadar pengaruh matahari sore yang terlihat sangat cantik
Dengan langit biru yang bersih, ditambah dengan warna-warni alam yang terlihat lembut
Atau mungkin ini karena hanya ada aku dan kamu selama 50 menit
Tanpa banyak bicara dan sibuk dengan pikiran masing-masing
Aku yang sibuk menikmati hembusan angin dan menikmati matahari sore itu
Dan kamu yang yang sibuk dengan pikiran entah-apa-itu

Mungkin sore itu adalah suasana yang tepat tapi dengan orang yang salah
Karena bukan dengan kamu lah aku seharusnya menikmati sore itu
Dan bukan aku orang yang kamu cari selama ini
Pada akhirnya hubungan kita berdua hanya sebatas ini
Tidak lebih dan tidak kurang

Walaupun begitu, kalau suatu hari kamu telah menemukan pilihanmu
Pada hari itu tiba, aku harap aku siap untuk melepaskanmu kepada siapapun dia
Kalau aku yang lebih dulu menemukan pilihanku
Mungkin itu menjadi hari yang membahagiakan dirimu karena adik kecilmu ini sudah memiliki orang lain untuk berbagi.

22 Agustus 2010

selamat datang cinta (?)


Kepada dia yang jabatan tangannya erat, lekat
dan senyumnya yang terus terbayang.

Kepada dia dengan lengan kokohnya,
dan aku selalu suka bentuk hidungmu yang manis.

Kepada dia yang selalu berlaku gentle dengan attitude prince charmingnya,
aku selalu sayang kamu apa adanya.

*
Di antara ketiganya,
Berada dengan yang nomor dua rasanya seperti sedang bersama sahabat lama yang kembali pulang setelah belasan tahun tidak bertemu.

Berada dengan yang nomor tiga rasanya seperti adik kecil yang dimanjakan oleh seorang kakak penyayang.

Berada dengan yang pertama, walaupun hanya kilasan beberapa detik tetapi perasaan ini pun tidak sanggup aku namakan.
Dan segampang itu aku terpikat...

19 Juni 2010

shithappens



You know,
being someone that always get noticed from other... I’m getting tired of all these.
I’m not that kind of person who will tell everyone about what I’m doing, okay?
What I AM doing is my business.
so, just leave.



enough said.

11 April 2010

An Unordinary Lovely Friend

I like the dreams of the future better than the history of the past.
Thomas Jefferson



Beberapa minggu yang lalu salah seorang junior gue mention tweet-nya ke gue dan mengatakan kalau dia sayang sama gue.
Its kinda weird and surprise me a lot.
Pertama, walaupun gue dan dia sudah saling mengenal dengan baik sejak SMA, tetapi saat ini gue merasa sedang tidak begitu dekat dengan dia.
Kedua, elo enggak salah orang, heh?
Hubungan gue dan dia layaknya pertemanan biasa. Apalagi gue bukan tipikal orang yang loveable dan bertindak-tanduk manis. Bahkan bisa dikategorikan sebagai cewek yang lumayan gahar.
Hahaha.. setelah memastikan lebih lanjut (ya kali-kali dia cuman bercanda, secara besoknya mau April’s Fool) ternyata dia sebegitu seriusnya dan cuman menanggapi ‘aku enggak butuh jawaban kak Tami, kok, cuman mau bilang aja’.
Segampang itu dia mengucapkan kata ‘sayang’ kepada gue? :-0

Jujur, gue bukanlah tipikal orang yang gampang mengucapkan perasaan gue kepada orang lain. Gue adalah tipikal mahluk introvert dan menutup diri termasuk kepada orang-orang terdekat gue.
Dan sikap si junior yang segamblang ini mengajarkan gue akan sesuatu. Bahwa gue harus berani, terutama dalam mengungkapkan perasaan gue sendiri terhadap orang yang benar-benar gue sayangin.

Adalah orang yang sangat amat gue sayangin hingga saat ini. Gue enggak tahu ini cinta atau bukan. Tapi bagi gue, definisi sayang terkadang lebih dalam dibandingkan cinta itu sendiri. Sudah lebih dari 8 tahun berlalu, dan rasanya perasan itu tidak berubah semenjak 5 tahun berakhir.
Sayangnya salah satu alasan kenapa gue tidak bisa jujur adalah: dia adalah salah satu orang terdekat gue. Gue sangat amat takut kehilangan dia, karena dengan kejujuran gue hubungan kami berdua akan berubah menjadi sesuatu yang tidak mau gue bayangkan. Dan alasan kedua, dia sudah punya pacar.
Haha, klise kan?

Dan lagi-lagi gue jatuh di lubang yang sama.
Sejauh apapun gue berlari, perasaan ini kembali lagi memanggil.

13 Maret 2010

terpesona



Gue terpesona.
Oleh ‘abang’ gue sendiri, yang waktu itu gue sempet ceritain disini. Kalau ada laki-laki yang memiliki peran penting dalam hidup gue, tapi dia bukanlah orang yang gue sukai.

Sore itu di ruang diskusi yang terlalu besar dengan peserta yang terlalu sedikit, dengan pembicara yang walaupun sudah tua tetapi tetap bersemangat. Gue melihat dia sangat menunjukan sopan santunnya terhadap orang tua. Loveable & humble, dan seluruh aura ‘orang baik’ terpancar dari kulit dia. Cara dia berbicara, cara dia memperlakukan eyang-eyang itu, cara dia mendengarkan, pasti dia menjadi cucu kesayangan kakek-neneknya.

Seketika itu, satu hal yang gue pikirin cuman satu: pasti beruntung sekali perempuan yang dapat menjadi pasangan hidupnya. Gue yang bukan siapa-siapa saja, yang masih sebatas ‘adik’ sama dia diperlakukan istimewa sama dia.

Sebagai sesama pemimpin, satu hal yang gue pelajari dari dia adalah bagaimana menjadi pemimpin yang rendah hati dan tetap low profile. He’s one in billion. He will be the next our future leader. He is so adorable.
Dan di hari gue sertijab, dia yang biasa memperlakukan gue seperti adik kecilnya pun berkata begini “sekarang Tam, kamu udah harus bisa memotivasi diri kamu sendiri. Jangan gampang menyerah ya”.
Posisi gue dan dia sama saat ini, dan dia menganggap gue sebagai orang yang memang memiliki posisi yang sama seperti dia.

Pada detik itu, ketika gue melihat dia sedang mengobrol asyik dengan si eyang, untuk selamanya detik itu akan terekam di otak gue.

Ps:
kejadian ini sedikitnya menyadarkan gue kalau ternyata ikatan emosional itu ternyata lebih kuat dibandingkan apapun.

27 Februari 2010

its only a beginning

AKU INGIN
-SAPARDI JOKO DAMONO-
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

Ketika cinta berlabuh ke hati, yang gue tahu adalah dunia tidak lagi terasa sama. Rasanya seluruh waktu di dunia gue runtuh dan kacau. Gue kehilang sistem kendali gue yang luar biasa atas hidup. Ada kekuatan bernama cinta yang bisa membuat seorang gue duduk termenung dan berdiam diri di antara lalu lalang kesibukan. Akibatnya yang paling terasa, otak menjadi lemot dan malas berpikir. Beberapa pekerjaan tidak terselesaikan dan dunia berjalan lebih lambat daripada biasanya.

Tetapi, yang paling menyenangkan dari semua ini adalah rasa bahagia yang bisa melawan segala macam masalah yang sedang gue hadapi. Gue yang cenderung emosi dan blak-blakan jadi bisa meredam semua emosi itu dengan tenang.
Lucu sekaligus aneh.

Maka ke khawatiran yang muncul adalah, apakah ini benar yang namanya cinta? Ataukah ini hanyalah rasa yang hanya hadir sesaat di atas euforia?
Gue enggak tahu akan dibawa kemana perasaan ini. Yang jelas ingin gue endapkan dulu agar berdiam lama di dalam hati. Sekaligus menguji, inikah yang gue cari selama ini? But, still, its only a one side love of me. :)


Ps: puisi di atas itu selalu berhasil membuat gue terharu ketika membacanya. rasa cinta yang besar dengan kesederhanaannya

28 Januari 2010

anything but (not) you



Bayangkan gimana kalau saat ini salah satu sahabat elo sedang jatuh cinta setengah mati dan tergila-gila dengan seorang cowok. Yang bahkan sampai sms elo cuman buat nanyain cowok itu lagi ngecek hape atau enggak (kondisinya gue lagi barengan sama tu cowok soalnya), dan mastiin cowok itu buat bales sms si sahabat gue.
I know she deeply madly in love with him.

Tapi gimana kalau gebetannya sahabat elo itu malah suka sama elo?
What would you do?
Jaga jarak kah? Atau menikmati perasaan terlarang (halah) itu???
Well, I’m just curious.

Omong-omong soal ingin tahu, gue enggak segitunya bakal nge-khianatin sahabat gue sendiri dengan bales suka perasaan gebetannya dia. Lagian jangan sampe si cowok itu suka sama gue. Hahaha.
Yah, semoga feeling gue salah deh.

15 Januari 2010

something important



Ada satu senior gue yang pernah gue suka sekitar bulan Maret 2009 kemarin. Alasan sukanya sih klise banget. Dulu kita pernah satu project ngerjain acara charity di kampus. Dia itu ketua pelaksananya dan gue adalah koordinator acaranya. Dan cinta lokasi pun terjadi.
See, this is sooo cliché.

Kalau kata orang-orang sih wajar kalau gue bisa suka sama dia. Yang enggak wajar adalah kalau ada cewek yang enggak GR sama kelakuannya dia. Secara si senior ini adalah tipikal cowok yang sangat baik hati terhadap perempuan, sangat perhatian terhadap perempuan, sangat sopan terhadap perempuan, sangat bermulut manis terhadap perempuan.
Pokoknya tipikal cowok yang enggak malu-maluin deh kalau dikenalin ke orangtua.
Cuman, ya itu dia, sikap dia itu ditujuin enggak ke gue doang tapi ke semua perempuan yang kenal dan dekat sama dia. Makanya gue suka, atau dengan kata lain, GUE GR SAMA SIKAPNYA DIA!

Huaaaa... dulu itu rasanya bahagiaaa banget kalau udah kerja bareng dia, atau ngobrol ngomong aku-kamu (sumpah ini enggak penting banget! haha), atau di sms dengan nada-nada perhatian. Cuman sayangnya kawan-kawaaaaan, dia sudah pacar. Damn. Dan udah pacaran selama empat tahun. Shithappens banget deh.

Makanya gue akhirnya melupakan perasaan gue dan move on. Lagian agak bahaya juga suka sama cowok kayak gini. Karena gue enggak tahu gimana perasaan sebenarnya ke gue atau ke orang lain disebabkan oleh sikap baiknya yang tanpa pandang bulu ke semua orang. Jadi, gue pun mengindahkan perasaan gue dan menikmati aja hubungan senior-junior yang akrab dengan dia sampai saat ini.
Dimana sekarang dia dan pacar-empat-tahun itu sudah putus dan gue sempet dekat dengan laki-laki lain.

Pernah suatu kali sahabat gue bertanya kepada gue,
“Tam, si kak ***** udah putus kan sama pacarnya? Elo kenapa enggak suka lagi sama dia?”

Ya kali dikira suka sama orang itu gampang?
Haha.
Daripada gue suka, gue udah terlanjur sayang dengan dia. Tetapi rasa sayang yang enggak pake rasa suka. Menurut gue sayang dan suka itu adalah dua hal yang berbeda. Rasa sayang itu (memang) adalah tahap lebih lanjut dari rasa suka. Yang membedakan saat ini adalah, gue enggak ada rasa deg-degan atau rasa ingin memiliki atau rasa kangen sama dia.
Cuman, he is important for me.
Memang belum bisa disebut sebagai sahabat dan dia bukan lagi orang orang yang disuka.


***

Malam ini alasannya mengapa iseng banget gue nulis tentang dia karena siang tadi saat enggak sengaja ketemu di kampus. Seperti biasa dia menepuk pundak gue dengan hangat dan mengatakan hal ini;
“Pokoknya Tam, aku akan selalu dukung kamu buat maju. Aku akan ada di depan kamu dan di belakang kamu. Aku akan selalu ada buat kamu. Jadi kamu enggak perlu takut, ya!”


Udah jadi rahasia umum kalau gue mau maju jadi ketua himpunan di jurusan gue. Dan dukungan dia yang sangat frontal dan bukan basa-basi itu membuat gue jadi makin sayang sama dia. Satu hal yang gue tahu, perasaan gue bukan perasaan sepihak. :)



Ps: gue itu orangnya jarang nangis, tapi gue pernah nangis sekali dan sesungukan gara-gara tau si senior ini kena dbd dan gue ‘nyaris’ enggak bisa jenguk dia. Pikiran gue saat itu adalah gue takut enggak bisa ketemu dia lagi (karena dikabarkan kondisinya sangat drop).
Hahaha... dan gue lumayan dijadiin bahan tertawaan sahabat-sahabat gue gara-gara hal ini.
Sialan.
;p

10 Januari 2010

Halo semuanya :)




Well, gue kontributor baru disini. Salam kenal dan mulai dari postingan ini di publish maka gue resmi sebagai salah satu penulis di blog ini. Hihi.

Berbeda dari semuanya, saat ini status gue masih mahasiswa. Iya, mahasiswa, yang kerjaannya berkutat dengan buku teori-teori serta membuat makalah dan penelitian.
Jurusan yang gue ambil juga sedikitnya bikin alis orang berkerut, yaitu ilmu politik. Iya, ilmu politik, yang isinya tentang teori-teori politik klasik dari jaman Plato, Socrates, Machiavelli, hingga teori-teori politik modern jamannya Karl Marx sampai mempelajari buku-bukunya Herbert Feith (seorang professor yang mempelajari perpolitikan Indonesia).

Mungkin banyak yang berpikir kalau kuliah ilmu politik itu membosankan. Hm, well, enggak segitunya kok. Sangat menyenangkan malah. Tetapi sejauh ini setelah gue pikir-pikir lagi kenapa gue merasa senang belajar teori-teori politik terlebih karena rasa suka gue mempelajari hal tersebut. Katanya, ketika elo menyukai sesuatu maka ketika menjalaninya pun akan menjadi enjoy.

Dulu, gue enggak pernah berpikir untuk masuk ilmu politik sama sekali. Yang ada dalam pikiran gue semenjak SMP adalah gue ingin masuk fakultas hukum dan menjadi seorang lawyer.
Kenapa lawyer?
Mungkin karena gue ingin membuktikan diri gue yang anak perempuan ke ayah yang profesinya memang pengacara.
Tetapi ketika menjelang akhir SMA dan mengikuti ujian-ujian universitas. Gue mengalami banyak kegagalan untuk masuk universitas yang gue inginkan beserta fakultas hukum yang sangat gue impi-impikan. Sehingga sampailah di satu titik tinggal perjuangan terakhir gue untuk sebuah ujian terakhir kala itu untuk universitas negeri.

Pada saat itu gue mulai memikirkan jurusan alternatif yang ingin gue pilih selain fakultas hukum. Dengan kata lain gue mulai berpikiran secara rasional. Selama ini tujuan gue masuk ke fakultas hukum hanyalah sekedar ajang pembuktian diri gue kalau gue mampu menjadi pengacara. Tetapi gue enggak pernah bertanya sama diri gue sendiri kalau......
‘apakah benar fakultas hukum itu apa yang gue mau?
apakah benar dengan membuktikan diri menjadi pengacara membuat diri gue menjadi puas?’.


Maka atas dasar rasa suka lah gue mencari alternatif jurusan (jadi kalo emang gue enggak keterima hukum, alternatif pilihan lainnya itu adalah sesuatu yang memang gue sukain). Saat itu entah kenapa gue tertarik dengan jurusan politik. Ada yang pernah bercerita sama gue, mempelajari politik itu mengasyikan dan memakai daya nalar. Terlebih lagi iklim perpolitikan Indonesia yang memang bikin semua orang muak itu menantang gue untuk mempelajari apa sih politik yang sebenarnya. Bukan sekedar politik yang ada di dalam image orang-orang kalau politik itu kotor dan politik itu sama dengan korupsi.

Dan disini garisan nasib dan takdir bermain dalam hasil ujian universitas gue. Enggak disangka-sangka, gue malah keterima jurusan ilmu politik. Bahkan ibu gue sampai berulang kali meyakinkan gue apakah ilmu politik itu benar-benar yang gue inginkan, bahkan beliau mengijinkan gue untuk mengulang satu tahun lagi.
Tetapi keputusan telah dibulatkan, takdir dan nasib telah memberikan jawabannya. Dan politik memang ternyata tempat yang terbaik untuk gue jalanin.

Setiap kejadian itu memiliki hikmahnya tersendiri. Kegagalan yang gue alamin saat ujian-ujian sebelumnya makin menguatkan gue bukannya melemahkan tekad gue, bahkan gue menemukan satu jurusan yang benar-benar cocok dengan diri gue.
Memang bukan jurusan terbaik di antara semua pilihan, tetapi yang paling cocok lah yang gue butuhkan. :)