31 Mei 2013

accidentally,



Hari itu..
Kami tidak sengaja memakai baju yang sama..
tidak sengaja memesan menu yang sama..
tidak sengaja jalan bersama..
Tidak sengaja membeli hape bersamaan dengan warna yang sama..
tidak sengaja duduk berdampingan..
tidak sengaja mendengar dia tertawa lepas..
tidak sengaja melhatnya tertidur pulas..
tidak sengaja memeliki status yang sama..

Hari itu..
disamping dia duduk
disamping dia tertidur pulas
saya memejamkan mata, berharap, berdoa
semoga ketidak sengajaan ini bukan kebetulan,
semoga orang ini, yang saya panggil Mas Gendut
akan tetap bersama saya.
AMIN.

22 Mei 2013

Rencana Kabur

Tadinya, Lebaran tahun ini sudah merencanakan pelarian. Kabur, tidak di rumah. Capcus ke kota lain dan mengurung diri di kamar hotel sampai tiba waktunya pulang, dua hari kemudian.
Begitu banyak kejadian yang menyebalkan, yang bikin saya nggak sudi ketemu muka dengan para biang keroknya.

Jangankan ketemu, salaman dan ngomong saja sedang malas super akut. Saya masih sakit hati. Meskipun, kata Nabi, memaafkan itu jauh lebih utama daripada menyimpan dendam, apa lagi memberi balasan.

Tetapi kalau saya kabur, siapa yang mengurus ayah saya coba? Selama ini cuma saya yang bisa diandalkan. Kasihan juga kalau tidak ada yang menyiapkan pakaian ayah saya untuk sholat Ied, membuatnya merasa nyaman di tengah begitu banyak ipar dan keponakan almarhum Ibu yang selalu berkumpul di rumah kami.

Saya harus membersihkan rumah. Sendirian, tentu saja. Mengganti semua sprei, sarung bantal, taplak meja. Membersihkan kaca dan tirai jendela. Lagi-lagi sendirian. 

Jadi, yah...
Terpaksalah, saya nggak jadi kabur. Meskipun keinginan itu sangat menggoda. Saya membayangkan kabur ke Jogja. Membayangkan tidur berleha-leha menonton tv sendirian atau browsing sana-sini tanpa ada gangguan. Jalan-jalan mencari makanan atau belanja. 
Sholat Ied di masjid terdekat, lalu pulang ke hotel. Saya nggak perlu makan ketupat opor. Toh, tiap hari bikin juga bisa.

Tetapi, ya itu tadi.
Kayaknya tidak bisa. Sigh!

17 Mei 2013

i'm swiss..




Pernah tidak kalian berada di suatu keadaan, dimana hati kalian bilang "tidak" tapi yang bisa kalian lakukan hanyalah tersenyum dan bilang "iyya yah?"
Sudah beberapa kali saya berada di situasi seperti itu, ketika saya lagi ngobrol dengan seseorang atau segerombolan orang, dan saya hanya bilang bilang iyya, atau pura-pura bego, walaopun dalam hati saya berkata " i have enough with this conversation "

Iyya, saya memang ga ngungkapin apa yang ada dalam hati saya, saya ga enak, percakapan yang seru itu tiba-tiba harus berakhir garing kalo saya tiba-tiba nyeletuk. Yang ada malah, saya merasa bersalah karena berada dalam percakapan itu.

saya jadinya curhat ya? iyya! Berada di tempat baru & menjadi anak baru itu emang harus pintar-pintar masang bendera Swiss seh. Yang perlu dilakukan hanyalah mendengar, komentar yang netral tanpa memihak, dan senyum.

aakkk....aku kudu piye, tuips? #eaaa

PS : Gambar diambil dari sini