
"Hai...namaku Z temennya kakakmu", dia tersenyum manis, menatap saya penuh percaya diri dan mengulurkan tangannya.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.
detik kesekian.
Saya tergagap, " eh..eh..ya...ajenk ", Tuhan jantung saya berdebug kencang. Saya jabat tangannya sekelebat saja. Akhirnya saya mengenalnya. Cowok yang dari semalam membuat saya memperhatikan dari jauh, mendengarkan-menguping lebih tepatnya- setiap pembicaraannya dengan mereka.
Bagus jenk, pasti kamu sekarang dicap sombong olehnya, pikir saya. Perut saya mulas seketika.
Dia tersenyum lagi, Tuhan ! kok rasanya jadi gak bisa gerak. Tetap saja begitu berdiri mematung berhadap-hadapan.
"Hei ! ngapain bengong ayo...cepetan", saya tersentak oleh tepukan keras kakak sepupu saya yang berlari meninggalkan saya di belakang. Ya, saya ditinggalkan bersamanya. Berdua. Berjalan jauh di belakang mereka.
Dia mengajak saya berbicara banyak hal mulai hobby, di mana saya bersekolah, sudah kelas berapa sekarang, makanan apa yang saya suka dan tidak suka. Saya menjadi pendiam, menjawab sesuai pertanyaan dan menanyakan kembali pertanyaan yang sama seperti pertanyaan yang diajukannya. Garing.
Jantung saya semakin berdebug kenceng. Gak bisa ini.
Aku harus segera pergi, pikir saya. Menjauhi dia. Semakin saya mendengar dia berbicara semakin kacau rasanya. Pergi sajalah.
"Eh, aku duluan ya, mereka udah jauh tuh ntar kesasar lagi, daaah...", saya tetap menghadap ke dia berjalan mundur sambil berbicara, lalu berbalik arah dan bersiap lari.
GUBRAAKK !Saya jatuh. Saya terjatuh tertelungkup hanya beberapa langkah darinya. Ya Tuhan, saya jatuh di depan cowok yang saya kenal hari ini, yang sedari tadi membuat saya berdebar-debar itu.
Hwaaaa....Malunyaaaaa.....

X.O.X.O,
Ajenk saat masih 14 tahun