22 November 2010

Hidup Tenang



Majikan yang baik adalah yang bisa mendidik pembantunya menjadi lebih baik lagi. Betul tidak sih? Tapi yang jelas, pembantu saya yang bolot itu akhirnya mulai bisa mengerti cara kerja yang saya inginkan.

Ah, senangnya ....

Makan selalu dihabiskan. Mencuci piring menunggu saya selesai masak dulu supaya tidak bolak-balik bikin pusing. Kamar mandi selalu bersih dan wangi. Tidak terlalu banyak mengoceh tak penting dengan suaranya yang cempreng. Tidak setiap saat mengeluh hendak pinjam uang. Melipat mukena sehabis disetrika dengan benar. Menghamparkan seprei lebih dulu di atas alas setrikaan agar sekaligus tersetrika dengan rapi. Mengerti suhu panas setrika yang ada di tombol putarnya. Dan lain-lain. Dan lain-lain.

Dan ia belajar memasak dari saya.

Saya mungkin bukan majikan yang baik. Tidak sebaik mendiang Ibu yang baik dan tidak galak. Saya langsung menegur dan bersikap tegas kalau ada yang bikin kacau. Tapi toh pembantu saya tetap bilang pada orang-orang bahwa saya itu sebetulnya baik. Kalau saya tegas itu cuma soal kebiasaan karena dulu jadi boss di kantor. Begitu ia bilang pada mereka.

Hidup saya agak tenang sejak pembantu bolot saya menjadi sedikit pintar. Hahaha.


gambar dari sini

16 November 2010

Dear cupcakes,
as i wrote this to you,
and share this to everyone,
you want to know what's on my mind?

one thing,
the fact that : i miss you quite terribly,
and it will still be like that,
till someday, you and i, we, have the chance to do that,

and i will turn out missing you so badly and terribly,
the way that i can not resist,
in every single day,
and every single night.

i love you.

6 November 2010

So Empty



Saya tak mengira. Ternyata tanpa Ibu rasanya terlalu sakit. Lebih sakit dari patah hati yang terparah sekalipun. Lebih sakit dari rasa terhina. Lebih-lebih sakit dari segala pahit.

Seolah-olah ada lubang besar dalam hati dan tak akan terisi lagi. Seperti tak ada tempat berpegang, tercerabut dari akar. Melayang tak tentu arah.

Tiba-tiba saja muncul sesal yang besar bersama jutaan hal yang ternyata belum sempat ditanyakan.

Di rumah sakit mana aku lahir, Bu? Betulkah hari Selasa? Bagaimana cara membuat sup kacang merah? Kenapa Ibu jatuh cinta pada Ayah? Puasa sebelum Idhul Adha itu boleh tiga hari saja kan? Sholawat yang Ibu ajarkan waktu aku kecil itu buat mendoakan apa?

Ah, Ibu... begitu banyak yang belum sempat ditanyakan.

Sore ini kangen yang membuncah membawa saya ke makam Ibu. Makam yang tanahnya masih merah dan basah oleh hujan. Yang nisannya masih berupa kayu seadanya dan taburan bunganya belum mengering.

Benarkah Ibu yang terbaring di dalam sana? Ibu, yang setiap sore duduk di beranda bersama Ayah dan kucing-kucing?

Lalu kekosongan itu datang seperti kabut yang membuat sesak. Saya sudah tak punya Ibu. Perempuan piatu yang terisak sendiri dalam gerimis di depan makam itu.

Kosong. Kosong. Tanpa perempuan yang pernah menghadirkan saya ke dunia ....

4 November 2010

Bukan warkop DKI



Ujung sayap pesawat terlihat jelas. Ini saatnya, sebentar lagi pesawat mendarat. Kenapa keringat di tanganku tak mau berhenti? Huuffff.....Debar ini menyebalkan, membuat seluruh badanku sering merinding tiba-tiba.Tapi rasa ini juga menyenangkan.Ahahaha seperti abg jatuh cinta ah!

Tak kukira Hang Nadim sebesar ini. "rrrrrtttt rrtttt".... nomor dia

"Yeees?"
"Sayang, kamu udah nyampe?"
"Udah  hihihihih.deg-degaaan!"
"Hahahahaha! me toooo. Can't wait"

Ok,this is it.Apakah adegan berikutnya akan seperti di film-film Korea yang romantis lebay itu?
Cuma beberapa langkah lagi kepintu keluar.Pengen pipiiiis!

Seketika waktu seperti berhenti, semua manusia berwarna hitam, kecuali dua anak manusia yang sedari tadi bersusah payah mengatur nafas biar tidak mati berdiri karena grogi. Mereka berwarna merah muda, warna cinta..katanyaaa.

Dua pasang mata saling memandang, terpaku. Semua aksara tak penting lagi. Rasa ini tak perlu dikatakan.Tak perlu  bertanya kamu pakai baju apa,aku pakai baju apa. Karena ini bukan film warkop DKI dimana Dono harus memakai mawar di bajunya agar si calon jodoh mengenalinya. Ini tahun 2010, jamannya gelombang elektromagnet memegang kendali. Cuma butuh sekian detik untuk gelombang kami saling menemukan. Dia disana.Setelah ratusan jam komunikasi telepon, ratusan email, ribuan jam percakapan lewat YM. Akhirnya airmata itu, tawa itu, khayalan itu, mengantarkan aku kesini, dan dia disini.

"Hai"

Suara itu..... Walau kini aku mendengarnya lewat medium udara, rasanya tetap sama. Suara itu memunculkan rasa mendesir yang menyenangkan.

"Hai"
"Selamat datang di Batam"
dan dia mencium keningku.

Tuhan....tolong..hentikan waktu. Pliiiss


"Krrriiiing!"

"yeees?"
"yang, kok belum pulang? si kei nangis terus, waktunya makan siang dia kaan?"
"O iya hahaha! soryy ayaah, selesai siaran aku langsung nge-blog, keasikan hehehe.Iya aku langsung pulang"

ok folks, back to reality, dan tentang cerita diatas, it's true by the way, nyata ngayalnya! hahaha

gambar dari sini

1 November 2010

Kata Bang Juki

Kata Bang Juki
"Mentawai baru ada beritanya karena itu kan jauh pulau itu. Ya, pulau kesapu sama ombak besar kesapu tsunami mungkin konsekuensi orang yang tinggal di pulau lah,"

Saya pun iseng melancong ke sebuah forum yang memberikan tanggapan pada pernyataan Bang Juki diatas, tapi cuma yang lucu-lucu aja yang saya kutip yaa

Ewin
Orang ini pastinya TIDAK DILAHIRKAN TAPI DIMUNTAHKAN ... ckckckckckckc

Juki Dodol 
Masa si Ruhut yg minta maaf? Loe gak punya biji? Gak berani minta maaf?? Ngomong udah kaya kentut.. Prrrreeeettt...!! Kalo ngomong didepan gua, udah gua tembak mati ditempat loe!! Wakil rakyat *! 

KOMENTAR : hauauahuaah! ya oloo kasian biji nya Bang Juki disebut-sebut hahahaha



Marzuki Allie
Wahai kalian semua, ngga usah heran dengan komentar saya ini. Itulah resiko kalian tinggal di Indoneisa, untuk mendapat komentar seperti ini. Kalo ingin mendapat komentar cerdas dari ketua DPR-nya, keluar aja dari WNI. ngaaaaaartiiiiii!!!  

Anne mau insyaf
otaknya ketinggalan dikamar mandi 

Aku aku aku
Maaf pak..kl boleh tau bpk sedang bicara atau kentut ya ?..  

Cepot
gw santet jg nih org 

KOMENTAR : Tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat kita memang masyarakat mistis. Serem mak jaang gayayagayaga


Marjuki Alie wuedian
hahahahaha pindahin aja gedung dpr di pinggir pantai!!!! atau didkt gunung merapi sekalian!!!! ali... ali..... ngomong seenak ndase d*!!! arep tak suek opo cangkemu!!!  

KOMENTAR : Untuk saran yang ini saya setujjuuu banget! pindahin aja!


Jagoan Pasar
marzuki ali berantem yuk!!!.

KOMENTAR : uhauhauaha serem iiih bawaannya beranteem


Baiklah sodara-sodara, demikian keisengan ini saya buat. Semoga bisa menjadi hiburan di kala patah hati *ditimpuk golok*