22 November 2010

Hidup Tenang



Majikan yang baik adalah yang bisa mendidik pembantunya menjadi lebih baik lagi. Betul tidak sih? Tapi yang jelas, pembantu saya yang bolot itu akhirnya mulai bisa mengerti cara kerja yang saya inginkan.

Ah, senangnya ....

Makan selalu dihabiskan. Mencuci piring menunggu saya selesai masak dulu supaya tidak bolak-balik bikin pusing. Kamar mandi selalu bersih dan wangi. Tidak terlalu banyak mengoceh tak penting dengan suaranya yang cempreng. Tidak setiap saat mengeluh hendak pinjam uang. Melipat mukena sehabis disetrika dengan benar. Menghamparkan seprei lebih dulu di atas alas setrikaan agar sekaligus tersetrika dengan rapi. Mengerti suhu panas setrika yang ada di tombol putarnya. Dan lain-lain. Dan lain-lain.

Dan ia belajar memasak dari saya.

Saya mungkin bukan majikan yang baik. Tidak sebaik mendiang Ibu yang baik dan tidak galak. Saya langsung menegur dan bersikap tegas kalau ada yang bikin kacau. Tapi toh pembantu saya tetap bilang pada orang-orang bahwa saya itu sebetulnya baik. Kalau saya tegas itu cuma soal kebiasaan karena dulu jadi boss di kantor. Begitu ia bilang pada mereka.

Hidup saya agak tenang sejak pembantu bolot saya menjadi sedikit pintar. Hahaha.


gambar dari sini

4 komentar:

  1. Emang gampang-gampang susah sih ya No. Mba di rumahku untungnya selalu lama, jadi yang sekarang udah pinter sesuai dengan maunya kita. Tapi kalau baru ganti, Ya Tuhan, tiap hari bawaannya mau jambak-jambak rambut sendiri.... :)

    apa kabar sayang????


    -N-

    BalasHapus
  2. @ninneta: haha iya net, pembantuku ini emang msh baru, jd menguji kesabaran bgt :P kabarku lumayan... kamu jg apa kabar? udah sembuh ya? ikut senang :)

    *hug*

    BalasHapus
  3. @chie: wahwah, mana klo nyari lagi susah ya? ikut prihatin ya...

    BalasHapus

share us something