27 Juli 2010

Anak kecil


Suri.....kamu lucu banget sih... :)
********

Enak memang jadi anak kecil.
Melihat semuanya lebih sederhana.
Memutuskan segalanya lebih sederhana.
Cepat dan benar-benar mengandalkan feelingnya yang memang seringkali lebih benar daripada kognitifnya. terutama kognitifnya orang dewasa.

Ketika dewasa semuanya terasa lebih rumit.
Terlalu banyak pertimbangan. Males.
Capek.


Yeah, i'm burnout ! huaaaarrrgggh.....! haha...ya sudahlah....! :D

26 Juli 2010

Harusnya Rahasia

In your majesty, You create differences.
In my arrogance, i question your wisdom.
In your mistery, You create temptation.
In my inferiority, You make me more than i am.

so here i am.



Surrender me in the agony of your love.
Surrender me in the irony of your law.
Lead me to the joy of love redivined.
Teach me how to love You more.

a quote from cin(T)a.
---
Saya kurang pintar berbohong. Saya tidak pandai mengingat.
Kamu, mengingat semuanya. Dan melakukannya dengan sempurna.
Saya menahan diri, dan kadang menjadi begitu tertutup.
Kamu, terbuka dan kadang begitu kompleksnya.

Saya suka kamu apa adanya.
Begitu saja. Tanpa alasan apapun.
Tanpa tekanan apapun.
sekali lagi. tanpa tekanan apapun.

21 Juli 2010

My Cute Voice (Pret!)




Denny jelek itu bilang suara saya kayak suara ABG! Huh! Iya gitu? Akhirnya dengan rasa penasaran yang akut, saya mengadakan survey.

Enno: Rez, kalo ditelpon suara gue kayak gimana?
Reza: Ha? Ya kayak suara lu lah, cempreng gitu
Enno: Lu emang monyet!

Berikutnya survey beralih kepada teman sepermainan (baca: teman gaul).

Enno: Eh Don, suara gue ditelpon gimana sih? Merdu kan ya? (hihihi)
Doni: Beuh, suara lu merdu no! Semerdu suara Desi Bebek, pacarnya Donald! Hahaha
Enno: Dasar kodok buduk!

Barangkali kalau tanya teman cewek, jawabannya lain.

Milla: Emang napa sih nanyain suara lu kayak gimana?
Enno: Adek gue bilang suara gue kayak ABG
Milla: Hahaha... ya terimain aja, emang lu mau operasi pita suara gitu?
Enno: Jadi... jadi... suara gue kayak ABG ya?
Milla: Kayak anak kecil
Enno: HUAAAA.... lebih parah!!!

Tapi dulu, lagi jamannya jadi breaker alias radio amatir, yang namanya Rosa ngetop! Wooo... itu nama udara saya tuh! Suara saya katanya seksoy hahaha (Jadi inget Popi). Tapi kata bokap saya yang ahli radio (radio perang buat tentara ya tapi), distorsi suara di radio dan di telpon itu beda.

Jadi, suara saya cuma terdengar seksoy di radio? Ah, jadi penyiar aaaah........
hihihi...

Dulu pernah gara-gara suara imut ini (huhuhu), temen sepupu saya kecele berat waktu telpon ke rumah.

Temen: Halo, Tyas ada?
Enno: Ada. Ini dari siapa?
Temen: Dari Rio
Enno: Oh, tunggu ya. Tyas masih di kamar mandi tuh.
Temen: Ini siapanya Tyas?
Enno: Saya sepupunya.
Temen: Namanya?
Enno: Enno
Temen (berdehem-dehem nggak jelas): Kelas berapa? SMA atau SMP?
Enno: Ha? Saya sudah kerja kok, Mas
Temen: Masa sih? Suaranya imut gini sudah kerja. Bohong yaaa.... ngaku-ngaku sudah besar biar boleh pacaran yaaa?

Lalu malamnya dia datang ke rumah, mau mengembalikan buku sama sepupu saya itu. Eh, minta ketemu sama 'sodara lu yang namanya Enno. Masih abg ya?'
Tyas manggil saya dan...... jreng!!!
Temennya melongo melihat 'si anak SMP' itu. Hahaha.

Suara ini kutukan apa bukan ya? Tapi kayaknya saya malah senang punya suara imut begini. Hihihi. Biar awet muda, kata camer saya, Mr Sianipar Senior.
Aha, dibelain kan? :D

__________

foto dari sini

16 Juli 2010

Mockingbird

I came from a very tough neighborhood. Once a guy pulled a knife on me. I knew he wasn't a professional, the knife had a butter on it. - Rodney Dangerfield.
---
Kamu pergi. Dia datang.
Kamu memilih dan mengatakan saya tidak perlu repot memikirkan kekuatiran saya.
Dia disana, mendengar saya bercerita tentang kamu.

Kita berdua. Kamu demam. Dia mengirimi saya pesan pendek.
Kamu menarik saya mendekat. Supaya berbaring bersebelahan. Supaya kamu bisa dekat dengan dagu saya.
Saya tahu itu. Hanya pura-pura bodoh.
Pesannya kamu baca. Saya pura-pura tidur.
Call log nya kamu lihat. Saya lihat, hanya pura-pura lelap.
Lalu kamu bersandar. memegangi dagu saya.
apa yang kamu pikirkan saat itu?

Kamu pergi, dia datang.
Dia datang, lalu kamu berusaha kembali?
cemburu sesaat, efek dominasi dan kepemilikan, atau apa?
saya harap ada jawabannya.

tapi tak apa.
dia pun tak serius.
---
PS : denny.mau.ikut.take me out.

13 Juli 2010

Geng


Dulu, waktu masih kecil, saya merasa nggak butuh teman cewek. Ibu suka banget memaksa saya pakai rok atau celana rok. Jadilah saya naik sepeda, memanjat pohon, main bulutangkis dan kejar-kejaran dengan memakai rok.

Tapi sekarang saya tahu, teman cewek itu membuat saya lengkap.

...........

"Ennoooo... lu kemana aja? Ngilang nggak tau rimbanya! Tau-tau kirim SMS Natal tapi nggak nongol-nongol!"
"Soriii, gue lagi nomaden. Lagian kenapa nggak nelpon?"
"HP gue hilang. Kecopetan!"
"Hehe pantes. Ya udah ntar gue kesitu ya."

Jangan tertipu penampilannya yang girly. Pretty bahkan lebih galak dari saya. Lebih preman, lebih terbuka dan sebagaimana orang batak, suaranya nyaring. Saya suka berteman dengan dia. Karena meskipun ia terlihat feminin dan full aksesoris, ia bukan jenis cewek yang dangkal. Jangan harap mendengarnya menggosipkan sesama teman cewek, atau iri hati pada orang lain atau membicarakan cowok ganteng yang dikenalnya.

Ia lebih suka menyeret saya ke toko manapun yang sedang diskon, ke tempat makan baru yang katanya enak, atau jogging pagi-pagi di Senayan. Yang kami bicarakan hanya urusan kami masing-masing. Pacar saya atau pacarnya, pekerjaan kami, keluarga, atau rencana bepergian yang asyik. Kami tidak pernah bosan dengan topik-topik seperti itu.

"Nduuuut! Jangan makan mulu! Dasar rakus!"

Dimanapun berada, teguran seperti itu adalah milik Kiki Harahap. Ia jauh lebih tua dari saya, umurnya awal 40an. Tapi perawakannya yang kecil dan gaya busananya membuat dirinya terlihat lebih muda 10 tahun. Anaknya satu, tapi lagaknya seperti masih lajang. Kami punya dokter kulit dan kafe favorit yang sama. Saya menganggapnya seperti kakak cerewet, yang enak dipinjami bahu untuk menangis.

Bintang Simorangkir biasanya akan muncul di ambang pintu dengan sapaan khas "Halo cinta!" Jika ada teman cowok kami di ruangan itu, ia akan menyapa dengan kalimat, "Apa kabar suami gelap?" Sambil cengengesan.

Rambutnya dipotong shaggy pendek dan dicat pirang. Kulitnya gelap hasil berjemur ala bule, selalu memakai celana pendek, kacamata hitam, dan segambreng aksesoris. Meski penampilannya agak aneh, ia orang yang sangat baik dan suka melucu. Pada saya, ia selalu memberi tips kecantikan dan hubungan dengan pria.

Kepada saya ia selalu berkata begini, "Boru, kau harus jadi orang yang sabar dan banyak berdoa. Dan jangan putus harapan, oke. Tuhan pasti kasih kau yang terbaik." Dan ia tak pernah lupa bertanya dengan logat bataknya yang nyaring, "Apa kabarnya Sianipar itu bah?!"

Bagian diri saya yang Jawa, yang lebih lembut, membuat saya bisa berteman dengan Ria. Ia teman kost saya, orang Jogja asli yang terdampar di Jakarta dan sekarang menjadi calon diplomat yang siap ditempatkan Deplu di luar negeri. Ia tipikal orang Jawa yang tulus, pendengar yang baik dan tahu bagaimana harus memberi komentar ketika seseorang curhat padanya. Terkadang ia hanya mengiyakan jika saya butuh diiyakan. Tapi ia juga bisa memberikan masukan ketika saya menghadapi dilema. Ia pandai berdiri di tengah-tengah dan dari tempatnya berada itu ia memberikan solusi. Benar-benar diplomat sejati.

Hari ini, nun jauh di kota kecil yang sepi tempat saya tengah berada, saya kangen mereka berempat. Teman-teman cewek saya yang sangat sedikit itu, yang keberadaannya melengkapi saya.

Love you gals!
_________

Foto dari
sini

3 Juli 2010

S.Y.A.H


 gambar diambil dari sini
Harlooowh sodara-sodara sekaliaan! Kayak udah lama banget ya jeeng kita gak ketemuuuu *eh ada satu mas disini, lupa heheheh*.Pernah gak mendengar beberapa kabar sekaligus dalam sebuah percakapan dengan kawan lama yang lamaaa sekali gak berkomunikasi sama kita? Kalo dalam istilah bahasa sunda sih namanya "MELEG", seperti makan satu hotdog dalam sekali suapan.Nah, itulah meleg. 

Beberapa waktu lalu, saya terima sms dari seorang sahabat lama, partner in crime laah.Gak lama kemudian, ee dia telpon saya dan bergulirlah cerita itu yang berisi beberapa kabar. Ada dua orang yang kami kenal baik meninggal dunia dua hari berturut-turut.Yang pertama, namanya Mas Diwan, saya ceritakan dalam posting ini. Saat mendengar ceritanya, sumpeh saya merinding. Indah tapi kok miris ya. 

Teman kami yang satu lagi bernama Eggi. Seorang anak penderita Celebral Palsy yang pernah saya temui beberapa kali, bahkan saya pernah membacakan puisi buatannya dalam sebuah gathering anak-anak difabel. Ia anak yang menawan, yang pasti akan membuat siapapun jatuh sayang. Dan eggi meninggal karena sakit, satu hari setelah Mas Diwan meninggal. Kami hening beberapa saat, prosesor otak kami sedang me-recall memori kolektif tentang mereka berdua. 

Tidak hanya kabar duka saya dengar dari sang kawan, tapi juga kabar gembira. Ia akan melangsungkan pemberkatan pernikahan. Saya shock! hahahaha. Soalnya dulu kami berdua itu bukan tipe perempuan menikah, atau yang menganggap bahwa pernikahan adalah pencapaian tertinggi dalam hidup. Bahkan kami berdua punya impian yang hampir sama. Hidup samen leven dengan orang yang kami cintai, tinggal di pedesaan, dia membuka perpustakaan untuk anak-anak desa dan mengajar mereka, sedangkan saya menjadi penulis penyendiri *halah*. 

Kami berdua sangat menikmati hidup. Bebas kemana pergi dan ngapain aja. Ia, perempuan menjelang 40, PNS, jomblo dari bayi, percaya tuhan tapi tak mau diatur agama. Saya, perempuan menjelang 30, pekerja media yang amat sibuk kesana kemari, waktu itu sudah tidak jomblo, percaya tuhan,punya agama tapi tidak taat beribadah. Apa yang dilakukan dua orang yang pola pikirannya out of the box? berkawan baik! Ketika saya bilang akan menikah, respon pertamanya adalah tertawa, yang diikuti oleh tawa saya. Ia bilang "hahaha lu nikah juga. Aaah tapi kata gw siih, lu bakal jadi janda sebelum umur 30".Yaa yaa, becandaan kami suka gak kontrol emaang. Ketika saya  ngasih kabar udah melahirkan, dia bilang "Ih, jadi mak-mak lu sekarang.Gak asih luu hahahaha". 

Dan sekarang, dia yang menikah. Kisah cinta dia hampir persis dengan impiannya. Punya rumah mirip villa, di kawasan pedesaan, dan tinggal bersama tanpa menikah dengan laki-laki yang disayanginya. Saat dia telpon saya kemarin itu dia juga bilang sempet didatengin Pak RT yang mau basa-basi perkenalan gitu deeh. Temen saya ini berpikir Pak RT bakalan nanya status mereka yang tinggal serumah."Iyeee, Pak RT nya gak keberatan kalian kumpul kebo gitu, tapi awas lu tiba-tiba dirajam penduduk sekampung", kata saya. Tapi sekarang Pak RT dan penduduk kampung pasti gak akan komplen dengan keberadaan temen saya ini karena mereka sekarang sudah SYAH! *dengan aksen arab dari penghulu saya waktu nikah dulu*. Percakapan kami diakhiri dengan kalimat "Pop, hidup kita normal ya sekarang" haauahauha! Hayyeeeuuk


N.B : Maap, itu gambar dan judulnya gak sinkron hehehehe

Keinginan Terpendam


Foto dari sini

Saya selalu ingat kejadian yang ini.

Ketika saya bekerja di sebuah kantor yang staf IT-nya sangat-sangat menyebalkan. Mentang-mentang si staf IT itu anak boss, karena sesuatu hal (yang tidak masuk akal) tiba-tiba ia menerapkan aturan dalam hal internet. Hanya satu komputer yang dipasangi internet. Itupun dipasangi password. Orang yang ingin menggunakan internet harus seizin dia. Orang yang sungguh sewenang-wenang dan minta digorok sepertinya!

Tapi saya tenang-tenang saja. Karena dia membagi waktunya dengan bekerja di kantornya sendiri, maka ia sering tidak berada di kantor saya. Maka dengan santainya saya mencoba membongkar password dia. Semua teman tahu tapi diam saja, karena mereka juga benci si anak boss gila itu. Ternyata saya memang bisa membongkar password itu. Benar-benar mengejutkan buat seorang yang tidak pernah mendalami komputer (apalagi IT), yang sebenarnya cuma bisa sekedar mengetik dan menulis blog. Saya tertawa puas sekali ketika itu.

Si anak boss sinting menemukan jejak passwordnya dibongkar. Dia kasak-kusuk bertanya siapa pelakunya. Semuanya membisu. Lalu ia pasang lagi password baru. Saya bongkar lagi. Ia pasang lagi, kali ini dengan sistem yang baru. Saya bongkar lagi. ia pasang lagi dengan sistem lainnya. Saya bongkar lagi. Demikian terus menerus sampai semua ilmunya habis terpakai dan dia bosan sendiri, akhirnya komputer itu tidak lagi dipasangi password! Hahahaha....

Sejak itu saya menyadari sesuatu. Kesukaan saya pada komputer tidak hanya sekedar karena alat ini bisa dipakai menulis dan menyimpan tulisan. Tidak hanya bisa dipakai untuk berselancar di dunia maya, memutar film dan lagu-lagu, atau bercakap-cakap jarak jauh dengan orang-orang. Saya menyukai komputer karena saya penasaran dengan cara pengoperasiannya. Selalu timbul pertanyaan setiap kali saya melihat program files. Kenapa bisa begini? Kenapa bisa begitu? Dan tangan saya gatal untuk mengutak-atik.

Belakangan ketertarikan saya berkembang ke internet. Saya ingin mempelajari cara membuat website, mendesainnya, membuat widget-widget keren dan bermanfaat.

Duh! Saya kepingin banget kursus web desainer!