19 Januari 2010

Aku pernah nyolong ubi


Baiklah.
Saya mengaku.
Saya pernah nyolong ubi dikebun Ibu Guru saya sendiri.
Sungguh perbuatan yang tak terpuji & pantas dihujat.
Ibu Gurunya ngajar pelajaran agama & kebetulan guru tari saya juga.

Ceritanya, setiap semester ada pelajaran masak-masak. Salah satu kawan saya mengajukan usul membuat sup ubi. Tapi, dianya ga punya kebun ubi. Temen yang lain ngajak cari ubi ditempat dia aja. Akhirnya, kesepakatan dibuat bahwa sore ini, kita kumpul dirumahnya & bersiap masuk hutan. FYI, saya besar di pedalaman Maluku Utara yang kebetulan masih punya hutan untuk dibikin kebun oleh kami, para pendatang. Tapi, kami ga gila-gilaan nebang hutan kok, cuma menggunakan tanah disela-sela pohon untuk bertanam ubi & kacang, kadang semangka.

Pergilah kami sore itu, seperti laskar pelangi yang akan memasuki hutan. Cewek semua & kami kompak menggunakan celana pendek. Si temen tadi langsung mengajak kami ke kebun yang dia maksud. Dengan semangat, kami mencabuti beberapa batang ubi yang kami anggap cukup umur untuk dicabut. Ubi-nya kami masukin ke dalam karung yang udah kami siapkan dari rumah.

Tiba-tiba si temen yang ngaku punya kebun itu bilang gini, "Eh, kita pulang cepat sudah e. Nanti Ibu Ida pu suami datang. Kalo kita dapat tangkap, kita tara bisa bikin sup ubi lagi kong." (Kita pulang cepet yok. Ntar suami Bu Ida datang. Kalo kita ketangkap, kita ga jadi bikin sup ubi)

Semua anak noleh. Semua merasa TERTIPU. Whattt ??!!

Temenku yang lain ngomong, "Ceee...ngana tipu kita semua ini? Kurang ajar sekali ngana e." (Kamu nipu kita semua yak? Kurang aja sekali kamu yaa)

Entah siapa yang mulai, kaki-kaki kami memutuskan mulai ambil langkah seribu. Terhuyung-huyung kami membawa karung yang berisi ubi hasil curian sambil berdoa dalam hati biar ga ketangkap.

Esok harinya, saat sup ubi dihidangkan diatas meja & guru-guru mulai berdatangan untuk nyicipin, kami terdiam. Apalagi saat Bu Ida ngomong bahwa sup kami enak. Mata-mata kami saling berpandangan, senyum-senyum dikulum dengan kepala tertunduk. Ibu Guruku tercinta ga tahu kalo ubi dikebun Beliau yang kami gunakan.

*permisiiii...saya mau ngakak dulu*
HWAHAHAHAHA
:P

4 komentar:

  1. wahahahaha

    sumpeh! ternyata dikau pencuriiiih!

    *LOL*

    BalasHapus
  2. @ Enno: iya, aib yak hiks..hiks :(

    BalasHapus
  3. Salam sobat, datang mempererat silaturahmi... maaf baru mampir lagi... kesehatan memburuk baru membaik... Semoga selalu dalam kebahagiaan...

    Ninneta

    BalasHapus
  4. wuah...ayo, ayo mengaku sama Bu Ida.

    BalasHapus

share us something