hold your head UP; take an unplanned road trip; be thankful; try everything once; color outside the lines; fall in love; embrace change; trust in yourself; do what you love; dance when everyone is looking; eat dessert first; be nice to everyone; send thank you cards; be the change you wish you see in the world; play in the rain; break the rules once a while; do random acts of kindness; forgive even when it's hard; make time for family and love; dont count the minutes,count the laugh. - Anonymus
---
Dulu, dulu sekali, 1989, saya pernah jadi orang murtad.
Orang yang tahunya menyalahkan Tuhan.
SD kelas 3 atau 4 saya lupa, tapi sudah tidak percaya Tuhan, tidak berdoa.
back before 1989,
orang tua saya sangat berkecukupan, bahkan bisa dibilang berkelebihan.
sangat berkelebihan. sampai setiap lebaran kami memberi seragam baru untuk sekolahan SD di belakang rumah kami, masing masing anak dan guru 1 stel baju seragam baru. Ya, dari kelas 1-nya sampai kelas 6-nya.
agustus 1989, ayah saya ditipu orang. sahabat sendiri. dalam bentuk dollar dan aset perusahaan dan pribadi.
semua tergadai ke bank. ke orang-orang berdasi yang mukanya lurus ketika meminta kami pindah.
7truk-6 mobil kanvas-20 sepeda motor-2mobil pribadi-rumah-gudang-kantor.
Habis.
saya, bulan september, sudah bukan salah satu anak donatur terbesar di sekolah, tapi anak yang disantuni uang sekolahnya oleh guru,teman, dan yayasan sekolah saya.
saya, agustus itu, tidur di kamar bareng orang tua saya. 1 ranjang. kami ber4.
orang tua saya, saya, dan adik saya yang baru saja lahir mei 1989.
kami pindahan naik becak.
cuma punya 1 vespa biru tua, lemari pakaian, 2 kasur kapuk dan sprei.
orang tua saya sudah tidak memakai cincin kawin. bekasnya berupa kulit yang warnanya pucat.
kami makan nasi,kecap,kerupuk,atau telor. Paling banter ikan goreng.
saya sekolah pulang pergi jalan kaki.sering telat.jadi sprinter setiap telat.
saya jadi ugal ugalan. pulang sore jam 6. kadang itu kalau dipaksa jemput.
ayah saya jauh lebih pendiam. ibu saya jadi kurus. adik bayi saya? saya bahkan malas main sama dia.
keluarga besar kedua orang tua saya? entah kemana, menjauh,jauh,jauh, dan hilang, lenyap.
saya jarang bicara kepada orang tua saya. teman. atau guru lagi.
saya lebih senang menendang nendang bola ke tembok sendiri.
main basket sendiri. baca komik sendiri.
Malam natal. 24 Desember 1989.
Saya masih merajuk. Adik saya sudah tidur. saya merajuk di ruang tamu yang juga ruang keluarga, yang juga ruang makan. yang juga garasi motor.
saya ngantuk. mau tidur. panas di ruang ini. paling tidak di kamar ada kipas angin kecil.
Lalu disana mereka berdua.
berlutut di ujung kasur itu. Spreinya basah. Kepala mereka tertunduk. Tubuh ibu saya berguncang-guncang.
saya keluar kamar. Diruang tamu itu, saya diam diam menangis. diam diam berdoa.
...
jadi kalau ada yang tanya, kenapa saya bisa jadi orang yang sangat bersyukur atas segala sesuatu.
Jawabannya panjang.