13 Maret 2010

terpesona



Gue terpesona.
Oleh ‘abang’ gue sendiri, yang waktu itu gue sempet ceritain disini. Kalau ada laki-laki yang memiliki peran penting dalam hidup gue, tapi dia bukanlah orang yang gue sukai.

Sore itu di ruang diskusi yang terlalu besar dengan peserta yang terlalu sedikit, dengan pembicara yang walaupun sudah tua tetapi tetap bersemangat. Gue melihat dia sangat menunjukan sopan santunnya terhadap orang tua. Loveable & humble, dan seluruh aura ‘orang baik’ terpancar dari kulit dia. Cara dia berbicara, cara dia memperlakukan eyang-eyang itu, cara dia mendengarkan, pasti dia menjadi cucu kesayangan kakek-neneknya.

Seketika itu, satu hal yang gue pikirin cuman satu: pasti beruntung sekali perempuan yang dapat menjadi pasangan hidupnya. Gue yang bukan siapa-siapa saja, yang masih sebatas ‘adik’ sama dia diperlakukan istimewa sama dia.

Sebagai sesama pemimpin, satu hal yang gue pelajari dari dia adalah bagaimana menjadi pemimpin yang rendah hati dan tetap low profile. He’s one in billion. He will be the next our future leader. He is so adorable.
Dan di hari gue sertijab, dia yang biasa memperlakukan gue seperti adik kecilnya pun berkata begini “sekarang Tam, kamu udah harus bisa memotivasi diri kamu sendiri. Jangan gampang menyerah ya”.
Posisi gue dan dia sama saat ini, dan dia menganggap gue sebagai orang yang memang memiliki posisi yang sama seperti dia.

Pada detik itu, ketika gue melihat dia sedang mengobrol asyik dengan si eyang, untuk selamanya detik itu akan terekam di otak gue.

Ps:
kejadian ini sedikitnya menyadarkan gue kalau ternyata ikatan emosional itu ternyata lebih kuat dibandingkan apapun.

2 komentar:

  1. Wow... memang gitu kali yach... orang baik mah dimana2 juga ga perlu banyak action juga udah terpancar kebaikannya!!

    Selamat yupz!!

    BalasHapus

share us something