18 Maret 2010

Cemplung!


Tahu nggak sih, saya paling suka bepergian ke daerah-daerah terpencil. Semakin pedalaman semakin asoy geboy. Soalnya saya akan menemukan banyak hal-hal yang unik dan aneh. Yang paling sensasional menurut saya sih biasanya soal kakus.

Kenapa kakus? Ya karena, orang-orang dari daerah yang lebih beradab akan paling menderita kalau tidak menemukan kakus yang layak. Hayo ngaku!

Desa-desa yang sudah mengenal sanitasi, biasanya minimal punya kamar mandi sederhana, berdinding bilik dengan lubang WC terbuat dari semen. Tapi kalau desanya terpencil dan ada di atas gunung?

Jangan kuatir, menurut pengalaman saya, mereka tetap punya kakus kok.

Saya pernah tinggal di desa yang model kakusnya hanyalah sebuah lubang yang digali di kebun belakang. Lalu dipasangi sebilah kayu melintang untuk tempat bertengger orang yang buang hajat. Kita harus berbekal seember air plus gayung untuk bersih-bersih. Sementara itu hasil pembuangan ya dibiarkan saja disitu.

Ada juga desa terpencil yang membuat kakus berdinding bilik dan lubangnya dari semen. Tapiiii... letaknya jauh di kebun belakang rumah, di bawah rimbunan pepohonan yang gelap. Orang yang penakut jelas-jelas akan membatalkan niatnya buang air disitu kalau tidak ada yang bersedia mengantar dan menemani.

Yang paling sensasional sih kakus di atas kolam ikan. Bentuknya ya seperti kabin tanpa atap, berdinding bilik bambu dan bilah-bilah papan sebagai lantai. Didirikan di atas kolam ikan dan di tengah lantai papan ada lubang dimana kita membuang hajat ke bawah.

Biasanya letak lantai dan permukaan kolam sangat dekat. Kalau kita berjongkok disitu, ikan-ikan kolam akan berkerumun di bawah. Berkecipak ribut, saling sikut, menunggu penuh harap.

Bayangkanlah, ikan-ikan mas seukuran paha orang dewasa dengan mulut megap-megap di bawah kita. Kadang ada yang nekat menyembul terlalu tinggi dari dalam air nyaris menyentuh kita. Ketika ada yang jatuh ke air mereka saling serobot, mencipratkan air kemana-mana. Tak heran, teman-teman saya biasanya suka menjerit-jerit kalau buang hajat di kakus seperti itu.

Tapi saya paling suka kakus seperti itu lho. Hahaha *sakit jiwa*
Lucu soalnya. Asalkan saya tidak disuruh makan hidangan ikan di desa itu. Karena saya tahu ikan-ikan itu menjadi gemuk karena apa.

Buat yang belum pernah mencobanya, ayo cobalah! Asyik tau.
Cemplung! Dan ikan-ikan di bawah sana gegap gempita.

Hihihi.

7 komentar:

  1. HAUHUAHUAHAUH! yang diatas kolam ikan itu gw tau banget dah. Pernah pake waktu di garut hahahaha. Kampungnya enno tah. Pokoknya hasil pembuangan kita langsung masuk ke kolam ikan. Udah gitu besoknya ikannya dimasak buat kenduri hauhauha! Sumpah! gw gak mau makan tu ikan

    BalasHapus
  2. mwahahahaha...


    buka rahasia dikit nih,
    Dulu waktu di kampung malah buang hajatnya di kebun orang, cewoknya pake dedaunan... mwahahahah

    BalasHapus
  3. ahahahahaha

    ni gaya hidup naturalis

    semuanya kembali ke alam :D

    gimana ma ikan lele, katanya makannya "ntu" :D

    BalasHapus
  4. @popi: hahaha... iye di kampung yg terpencil bgt masih begitu tuh... udeh gitu kita disuguhin makan siang pake masakan ikan dr kolam itu juga... mampus! :))

    @bandit: ha? bussset... ada yg lbh parah lagi ya, atau kamunya yg jorok neh? hahaha

    @mpe: wah ga tau ya klo lele. gue ga mau mikirin, tar jd ga doyan pecel lele lagi hahahaha

    BalasHapus
  5. Guys,

    Support The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.

    Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.

    This is the least we can do....


    Love the Earth...

    Ninneta

    BalasHapus
  6. euuuuh...wakakakakaka....err...jadi itu photo ikan2nya yg maem e'oook kah...?? sehat-sehat yaaa...hahaha :P

    BalasHapus
  7. @ninneta: okeee :D

    @ajenk: kira2 seperti itulah, tp lbh gede2 lagi hahaha

    BalasHapus

share us something