9 September 2010

Jujur

"If you look for truth, you may find comfort in the end; if you look for comfort you will not get either comfort or truth only soft soap and wishful thinking to begin, and in the end, despair."— C.S. Lewis 
---
Prolog untuk saya dan kamu. Yang dinamakan kita.
Yang sedang transisi ke dunia asing. Sesuatu yang asing tapi kita paham rasanya.
Cuma kamu dan saya yang mengerti.

Kepada mereka yang membaca, maka saya perkenalkan dia.
Yang suaranya bisa membuat saya trance. Mirip psikotropika.
Kenapa disini, karena disini ruang rahasia kita. Ruang bisik-bisik, yang letaknya dibawah tanah.
Satu meja dengan kartu berserak, lembar-lembar rahasia kita, botol bir dan abu rokok saya.
Lalu ada sofa merah, tempat kalian duduk, mendengarkan cerita saya.
Kadang cerita kami. Kadang saya hanya berdiri di ujung mengamati kalian bertukar cerita.
Memperhatikan saja.

Tapi gadis ini lain.
Dia bisa membuat saya, yang biasanya murung di pojokan. Menjadi tiba-tiba aktif bicara dengan kalian.
Meletakkan botol bir, dan sisa rokok, lalu terus mengoceh sendiri.

Ahya, saya lupa, dia suka pakai pita.
Dan dia cantik, menarik, pintar, bijaksana, dan semua itu jaman sekarang dirangkum oleh anak muda dengan kata ; lucu.

Dia bukan dokter, bukan psikolog, tapi punya efek menyembuhkan.
Percaya? tidak percaya? nanti ya, kalian coba sendiri kalau sudah kenal betul.
Satu dua kata-katanya, bisa bikin demam hilang, pusing lenyap, malaria lari, diganti penyakit rindu.

Tapi tunggulah sampai kalian lihat senyumnya. wah.. bisa jadi kalian akan berebut dengan saya, untuk lari kesana, lalu kita akan jadi orang bodoh yang berbaris di luar kantornya, sekadar ingin melihat dia berjalan dari parkiran dan tersenyum kepada kita.
Yang mungkin akan kita balas dengan wajah melongo, dan mungkin sebagian yang sudah sadar, akan mengusap mata, tanda tak percaya, ada senyum  yang begitu di bumi ini, di tahun 2010 ini.

Hari ini, saya membuka prolog saya dan dia, ralat, maksud saya, prolog kami.
Si gadis berpita dan saya. Si tukang jeep.
Setelah semalam saya menandaskan epilog kepada si pipi merah.
---
Janji kami cuma satu ; jujur.

4 komentar:

share us something