12 Juni 2010

Wanted: Honest Maid without Handphone


Nasib saya belakangan ini bagaikan anak tiri. Di rumah saya harus kerja, kerja dan kerja. Gara-gara pembantu saya hamil dan memutuskan resign (ahahaha gaya!), maka semua tugas-tugasnya jatuh ke tangan saya.

Hmm... kalau sama gajinya sih mending. Ini sih kerja sosial namanya hahaha...

Dan saya baru menyadari, ternyata mencari pembantu di zaman sekarang ini susah. Bukannya tidak ada yang berminat sih, tapi yang benar-benar mau bekerja, jujur, tulus dan sungguh-sungguh mengabdi (kayak di zaman kerajaan gitu) sangat-sangat langka. Padahal nih, di kampung saya banyak ibu-ibu atau perempuan-perempuan muda yang hidupnya kekurangan... dan bukannya tidak ada yang berminat dengan lowongan di rumah saya. Tapi seperti saya bilang tadi, yang mau kerja sungguh-sungguh, jujur dan tulus itu ternyata belum ada sebijipun!

Proses rekruitmennya (gaya dong) sudah dimulai sejak minggu lalu. Ibu saya (dan saya setuju) menerapkan syarat pokok: jangan abege yang punya ponsel. Alasannya saya kira cukup masuk akal dan berdasarkan riset mendalam. Begini, beberapa saudara saya punya pembantu yang rata-rata usianya dibawah 23 tahun. Apa yang terjadi? Jam produktif mereka habis untuk bertelepon dan berSMS-ria.

Nyebelin nggak sih melihat seorang pembantu asyik duduk di sofa sambil mengetik SMS sementara majikannya yang baru saja mengambil air wudhu hendak sholat zuhur sibuk mencari sandal dan handuk? Itu terjadi di depan mata saya, waktu bude saya berkunjung sambil membawa pembantunya yang abege itu. Kepingin banget deh rasanya ngelempar si pembantu pakai sandal yang saya ambilkan untuk bude saya itu!

Dan pasti menyebalkan juga waktu kita sedang khusyuk mengaji, di depan kamar kita ada suara ramai mengobrol dari speakerphone ponsel yang diaktifkan. Itu terjadi waktu saya menginap di rumah sepupu saya, yang pembantunya kebetulan juga abege genit dan punya ponsel. Huh!

Bulan kemarin, sepupu saya yang lain memulangkan pembantunya ke kampung gara-gara ketahuan suka mencatut uang belanja yang setelah diselidiki ternyata untuk membeli pulsa. Seminggu setelah si pembantu dipulangkan, sepupu saya kaget waktu akan membayar tagihan telepon rumah. Jumlahnya membengkak sampai Rp 3 juta, dengan perincian sambungan ke nomor-nomor ponsel tak dikenal!

Jadinya ibu saya trauma. Itu sebabnya proses seleksi sangat ketat. Hahahaha. Akhirnya ya belum dapat juga pembantunya. Sigh!

Selama saya masih merangkap 'pembokat' sementara, setiap malam ada ritual khusus sebelum tidur. Mengolesi tangan dan kaki saya dengan vaseline banyak-banyak supaya nggak kasar dan pecah-pecah. Hiks.... saya nggak rela kalau hal itu sampai terjadi. Kasihan kan fans saya kalau pas salaman sama saya, ternyata tangan saya kasar....

Rencananya pencarian 'pembantu jujur' akan diperluas sampai ke luar kota, bahkan ke luar provinsi. Kemarin ibu saya baru saja telepon saudara kami di Temanggung, Jawa Tengah, minta dicarikan pembantu.

"Jangan yang abege dan punya ponsel ya, Mbakyu...," kata Ibu.

Ya sudah. Saya mau ngepel ya. Ciao!

9 komentar:

  1. ternyata qtha sama mba..
    aq juga prnh punya pembantu kaya gtu..
    awalnya bae2 ajah..tapi setelah punya hp..genitnya...masya allah..
    #ngelusdada..
    dan nyebelinnya..duit SPP kuliah ku juga diembat ma dy..
    skg orgnya sudah dipulangin k kampung nan jauh di mato...
    #nyahoo..

    BalasHapus
  2. pantaslaaah,, kalo sms balasnya lama. rupanya... :P

    BalasHapus
  3. salam sobat
    memang sulit cari pembantu yang mau kerja jujur ,sungguh2 dan tulus, apalagi ABG yang punya Hp.

    BalasHapus
  4. no no, jujur dan gak punya ponsel mah harus naik turun 3 gunung no buat dapetnya juga

    BalasHapus
  5. @chie: nah tuh ada satu contoh lagi hahaha...

    @denny: mangkenye jgn sms di jam produktif! :p

    @nura: itu dia mbak... yg bisa kerja larinya ke Arab tuh! haha

    @brokoli: heuheuheu... bener pop. makanya casting diperluas untuk org2 luar provinsi wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. mungkin dari tetangga terdekat atau dali penyalur yang bonafid

    BalasHapus
  7. Definitely the type of "asisten nyokap" yang selalu saya butuhkan, terlebih saat ini, di saat "asisten nyokap" yang ada di rumah adalah tipe yang masih umur 15 tahun dan suka bolot kalo diajak ngomong. Nggak nyambung :'(

    BalasHapus
  8. @gallery indah: wah dr penyalur enggak deh... kdg mrk juga suka tricky :)

    @exalandra: nah satu contoh lagi hahaha

    BalasHapus
  9. temanggung, kota (klo bisa disebut begitu) nenekku, jadi pengen kesana....

    BalasHapus

share us something