Sejak kecil saya ini ditakdirkan selalu bikin orang kepingin ngikutin apa yang saya pakai sampai apa yang saya lakukan. Anak tetangga bisa nangis guling-guling kepingin punya jaket atau kemeja seperti yang saya pakai. Beberapa teman lainnya bahkan ada yang sampai meniru-niru apa yang saya sukai dan tidak sukai. Parah!
Entah apa yang mereka lihat dari diri saya. Sumpah, saya nggak ngerti. Saya ini dulu cuma gadis kecil yang hidup pas-pasan, sakit-sakitan, yang kadang-kadang nggak bisa beli baju lebaran karena ortu nggak punya uang. Kalaupun saya punya pakaian baru, itu dijahit ibu saya sendiri. Bukan baju toko yang mahal dan bermerek.
Saya juga penyendiri, dan kalau main biasanya dengan anak lelaki. Saya jarang pakai rok, berambut pendek (kalaupun sempat dipanjangkan selalu dikuncir ekor kuda atau dibentuk cepol asal-asalan), punya penyakit asma, dan bandeeeellll banget!
Karena saya penyendiri itulah saya benci diikuti, dibuntuti, dan ditiru. Apa bangganya sih ditiru orang lain? Berasa selebriti? Idih, saya bukan selebriti kok!
Kebiasaan yang sampai sekarang masih melekat pada saya adalah: saya akan langsung membuang atau menyingkirkan barang apapun yang disamai oleh seseorang secara sengaja. Waktu kecil, saya pernah membuang baju saya ke tong sampah ketika anak tetangga memakai baju yang sama, meski beda warna. Saya juga jadi mendadak nggak suka dengan penyanyi yang tiba-tiba ikut disukai teman saya.
Saya risih dijadikan role model atau patron oleh orang lain dalam arti copycat alias penjiplakan. Oke, saya bangga kalau bisa mempengaruhi orang menjadi postive minded melalui saran-saran atau tulisan saya. Tapi saya nggak suka orang meniru kehidupan pribadi saya. Sebab belum tentu itu akan mendatangkan kebaikan pada yang bersangkutan.
Setiap orang mestinya menjadi diri sendiri. Punya keinginan berdasarkan nurani sendiri, melakukan apapun yang menjadi seleranya sendiri, mendapatkan apa yang DIA dibutuhkan bukan berdasarkan apa yang ORANG LAIN butuhkan.
Saya pengikut setia tren mode. Tapi hanya mode yang cocok dengan diri saya. Saya nggak menampik bahwa saya juga suka tertarik melihat gaya pakaian seseorang. Tapi harus saya pikir berlipat-lipat dulu dan tidak akan saya ikuti jika tidak cocok dengan saya. Saya nggak mau disebut celamitan dan norak.
Beneran deh, sampai sekarang saya nggak ngerti kenapa orang-orang suka mengikuti kelakuan saya. Padahal saya ini paling nggak mau diikuti orang lain. Paling nggak suka sama dengan orang lain. Waktu kecil saya yang miskin ini dibedakan oleh kakek saya yang suka pilih kasih itu, jadi biarlah saya ini jadi orang yang berbeda dengan orang lain.
Aneh? Iya, saya memang aneh. Tapi mereka yang suka ngikutin saya juga lebih aneh lagi.
aneh memang.
BalasHapussapa tuh yang ngikutin kamu juga???
emang lebih aneh tuh
Hahahaha
BalasHapusSorry Enno, about it.
What can I say?... That happens to me but with my sisters, I’m the biggest one at home, and when we were younger they used to do same as me and use my clothes and organized the things like me… at that time I was so mad… sincerely I don’t know why… but now I realized that they just want to be like me.
I was the model.
And for the big ones (my father and my mother), I did what they want to me to be, and that sucks…
Know I am doing what I really love.
So cheers Enno =)
bok, jadi penasaran pengen ketemu lu
BalasHapussesekali jadi copycat nggak masalah, yang penting sekarang udah punya style sendiri ;)
BalasHapusKalo pengen belajar sesuatu yang kata Denny kamu mahir melakukannya, itu termasuk copycat bukan? :P
BalasHapusaduh kok dibuang buang barangnya mending buat gue aj hahahahahaha
BalasHapuskalo ngecopy yang baik baik sih ngga apa2 asal tetep mencantumkan si yang punya ide atau bgitulAH
Enno emang dah bakat jadi trendsetter...
BalasHapussalut sama orang2 yg know what to do and do what she want.
mba enno...kalo aq make high heels merah baguss ga???
BalasHapus*kedip2* :p
nice posting! love it!
BalasHapus