Those who hurt you will eventually screw up.
And if you're lucky, God will let you watch.
..............................
Orang yang memarahi saya, padahal saya nggak salah.
Mengatai saya pemalas, padahal setiap hari saya kerja kayak babu di rumah sendiri.
Menganggap saya pengangguran, padahal saya bisa jalan-jalan ke luar kota hampir tiap bulan pakai uang hasil kerja sendiri.
Bercerita ke semua orang dengan puas dan bangga bahwa dia memarahi saya karena saya ini pemalas yang sudah seharusnya dimarahi.
Menyebarkan ke semua orang, supaya mereka tahu saya ini pemalas dan nggak becus (yang untungnya orang-orang tidak ada yang percaya).
Dia kecelakaan dan tulangnya patah. Harus dioperasi. Lalu persediaan darah di PMI kosong.
Saya tidak mensyukuri keadaannya. Saya prihatin. Saya sedih.
Saya tidak pernah berharap, apalagi mendoakan, dia mengalami kejadian seperti itu.
Cuma ada satu hal yang tiba-tiba tercamkan di otak saya. Hikmah dari kejadian ini.
Allah tahu saya sedih dimarahi dan dikatai seperti itu.
Alah tahu saya bukan pemalas dan pengangguran.
Allah tahu bahwa halaman rumah saya yang belum disapu di hari saat orang itu datang, tidak selamanya selalu kotor begitu.
Allah tahu alasan saya benar, bahwa tukang sapu yang biasanya saya suruh sedang mengerjakan sawahnya dulu.
Allah tahu, saya tidak sempat menyapu sendiri karena pekerjaan saya di rumah ini terlalu sangat banyak dan menghabiskan energi. Belum lagi, saya masih butuh remah-remah energi itu untuk menulis.
Allah tahu saya bukan sedang bermain games di komputer, melainkan bekerja mencari uang.
Allah tahu, mereka yang suka mengkritik saya selalu tinggal pakai rumah ini untuk berbagai acara keluarga, hanya tahu beres. Bahwa rumah tua ini harus diperbaiki atap bocornya, cat dindingnya, gorden robeknya, pagar kusamnya.
Allah tahu, saya pakai uang saya pribadi untuk memperbaiki semua itu. Jadi seharusnya yang suka usil tahu diri.
Allah tahu, saya tidak ridho dizalimi.
Maka Allah memberi peringatan bagi orang-orang yang zalim.
Karma does exist.
pict from here |